Perundingan Kinabalu Sia-Sia, Malaysia Rugi Jika Tinggalkan Indonesia

Posted: September 8, 2010 in Uncategorized
Tags: , ,

Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan menegaskan, Indonesia sia-sia saja mengikuti perundingan antarmenlu atau Joint Commission for Bilateral Coopretaion di Kinabalu, Malaysia pada 6 September lalu.

Demikian disampaikan Syahganda di Jakarta, Selasa (7/9), menanggapi lemahnya posisi tawar Indonesia pada pertemuan Kinabalu tersebut.

Dikatakannya, hasil perundingan Kinabalu jelas tidak membuat Indonesia bermartabat, akibat delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, tak berhasil membuat pihak Malaysia menyatakan maaf atas penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan di wilayah laut Indonesia.

Di samping itu, tak adanya sikap jelas Malaysia terkait perlakukan kasar dalam menahan ketiga petugas KKP sebelum dikembalikan ke tanah air, juga menunjukkan ketidakberdayaan delegasi Indonesia menghadapi Malaysia.

Menurut dia, jika hasilnya tak berbuah penyesalan ataupun pernyataan maaf Malaysia, sebaiknya Indonesia sejak awal tak perlu mengikuti agenda perundingan Kinabalu.

Apalagi, kata Syahganda, penistaan martabat bangsa oleh Malaysia dilakukan pula dengan laporan polisi Malaysia, Sabtu (4/9), yang menjelaskan ketiga petugas KKP melakukan pemerasan serta penculikan para nelayan Malaysia, sehingga kenyataan sebenarnya diputarbalikkan pihak Malaysia.

“Kok, kita sepertinya enteng saja menerima keterangan Malaysia yang tidak sesuai fakta itu,” ujar Syahganda, seraya menambahkan harusnya delegasi Indonesia melakukan protes keras atas kebohongan Malaysia.

Dengan demikian, katanya, pertemuan antarmenlu itu tidak perlu dilanjutkan lagi, kecuali jika pertemuannya melibatkan pemimpin kedua negara, yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Tun Najib Rajak.

Syahganda juga tak habis pikir, mengapa seusai perundingan Kinabalu itu, Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Seri Anifah Aman, mengungkapkan tak ada pelanggaran prosedur yang dilakukan Malaysia dalam menangkap tiga petugas KKP, termasuk saat melakukan penahanan dengan cara borgol serta memakai pakaian tahanan layaknya kriminal.

Bagi Sayahganda, segala ulah Malaysia pada Indonesia, justru jauh lebih bermasalah dibanding demo pelemparan kotoran terhadap kedutaan Malaysia di Jakarta.

Malaysia Rugi Jika Tinggalkan Indonesia

Pemerintah tidak perlu takut bila Malaysia menarik investasinya dari Indonesia terkait dengan konflik politik kedua negara.

Menurut anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Nasril Bahar, investasi Malaysia di Indonesia pasti akan terganggu dengan konflik politik yang terjadi terus-menerus.

“Negeri ini tidak perlu takut jika mereka (Malaysia) hengkang dari Indonesia,” kata Nasril di Jakarta, Rabu (8/9). Konflik politik antar kedua negara dianggap malah dapat membuat investasi Malaysia terganggu dan berpikir untuk hengkang dari Indonesia.

Untuk itu pemerintah Malaysia diminta untuk menjunjung tinggi penghormatan terhadap kemanusiaan dan toleransi bernegara terkait dengan penangkapan pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan serta masalah perbatasan. Begitu juga di sektor industri. Nasril meminta Malaysia untuk melakukan investasi yang menguntungkan kedua belah pihak dengan didasari asas toleransi bernegara.

Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima mengatakan hal yang senada bahwa pemerintah dan investor Malaysia harus tetap menjaga sikap baik dan jangan melukai bangsa Indonesia. “Jika tidak bisa menjaga sikap, kisruh politik kedua negara dapat mengganggu image perusahaan Malaysia di Indonesia,” tambahnya.

Sementara Kasubdit Standarisasi dan Teknologi Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Kementerian Perindustrian Hasbi Assiddiq menyatakan bahwa negara mana pun akan rugi jika menarik bisnisnya dari Indonesia, termasuk Malaysia. “Kalau saya melihat antara Indonesia dan Malaysia, yang rugi adalah Malaysia, besar ruginya,” katanya.

Hasbi menjelaskan bahwa dari segi strategis, Malaysia akan kehilangan pasar dari masyarakat Indonesia yang memiliki daya beli tinggi. Sementara dari segi investasi, Malaysia akan kehilangan kesempatan karena banyak investor asing lainnya berminat masuk ke Indonesia.

“Negara yang melirik Indonesia adalah negara pintar dan harus menjaga hubungan baik dengan Indonesia. Kalau tak begitu rugi mereka,” ujar Hasbi.

Sebenarnya konflik Indonesia-Malaysia juga merugikan Indonesia dari sisi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di negeri jiran tersebut. “Dua-duanya rugi, mungkin kerugian Indonesia mencakup tenaga kerja yang berjumlah 2 juta orang itu,” lanjut Hasbi.

Pengamat ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Sri Adiningsih mengungkapkan dalam 3 tahun terakhir, investasi Malaysia banyak mengalir ke Indonesia, terutama di sektor telekomunikasi, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), perbankan, dan otomotif. Ia yakin dengan investasi di berbagai macam bidang itu, Malaysia harus bertoleransi dan ikut membangun Indonesia.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com


Ingin kulit sehat ??? Bahkan artis Hollywood pun addicted dengan produk ini. Dapatkan produk ajaib ini di tangan anda. Selengkapnya disini.

Leave a comment