Pagi itu kami tiba di Pulau Komodo, Loh Liang sekitar pukul 07.00. Langit biru cerah, dermaga Komodo pun photoable sekali untuk diabadikan. Sempat celingak-celinguk saat memasuki gerbang, membayangkan ada sekawanan Komodo yang mau sunbathing di pinggir pantai.
Tanah di Pulau Komodo cenderung landai dan datar. Ketika kami masuk ke tempat pembelian tiket, kami sudah melihat ada banyak komodo yang tertidur manja di bawah pohon rindang maupun di dapur warga.
Setelah proses administrasi selesai, kami ditemani 3 orang Ranger diajak mengelilingi pulau ini. Ada 4 pilihan trekking yaitu soft – medium – hard – adventure.
Jadi kami memilih yang mana? Yang medium aja sodara-sodara, demi melihat yang hard trekking harus ditempuh selama 4 jam, apalagi yang adventure yang jalur trekkingnya ga keliatan di peta (kayanya nyampe Labuan bajo itu hahahahaa).
Baru lima menit pertama kita udah nemuin sepasang Komodo yang asik pacaran. Untungnya mereka berbaik hati untuk mau ikut foto-foto ria sama kita.
Perjalanan trekking di Pulau komodo tidak terlalu berat karena banyak dilindungi pepohonan rindang. Tapi karena itulah gue ga berhenti liat kanan-kiri karena takut ada komodo yang ngintip. Sebenernya aman sih, mengingat 3 ranger menemani kita dari depan, belakang dan samping.
Kita menemukan ayam hutan, rusa, anak komodo, dan rumah babi hutan selama trekking. Namun 45 menit perjalanan selanjutnya kita tidak menemukan Komodo lagi. Kurang beruntung. Kami baru menemukan belasan komodo lagi justru di bawah rumah-rumah panggung warga.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Pulau Rinca, atau oleh warga sekitar disebut Loh Buaya. Kontur Pulau Rinca ini seimbang antara hutan dan padang savanna sehingga trekking kita agak melelahkan karena cuaca yang panas. Kabarnya, komodo di Rinca inipun lebih agresif dan langsing.
Ada cerita mengenai seekor Komodo buas di Pulau Rinca. Para Ranger menyebutnya sebagai si Monster. Jadi, di tahun 2013 lalu si Monster menyerang dua orang Ranger yang sedang bertugas di dalam kantor secara tiba-tiba. Ranger-ranger tersebut sempat melakukan perlawanan hingga berhasil diselamatkan, namun keduanya akhirnya dimutasi ke Labuan Bajo karena menderita trauma berkepanjangan.
Singkat cerita, si Monster ini oleh petugas setempat diberi ciri kuning di bagian ekornya lalu diasingkan ke pulau terdekat dari kepulauan Komodo agar tidak memakan korban lagi. Namun, tiga bulan kemudian si Monster ini berhasil menyebrangi lautan dan menemukan habitat aslinya kembali ke Pulau Rinca dan menetap disana hingga saat ini dengan pengawasan ketat oleh para Ranger. Para Ranger juga bercerita bahwa disini sempat ada turis yang hilang karena keluar dari rombongan, dan baru ditemukan 3 hari kemudian kameranya saja. Jadi, kalian harus tetap berhati-hati ya Guys !!!
Trekking di Pulau Rinca lebih melelahkan karena kita diharuskan mendaki gunung dan melewati padang savanna yang terik. Namun, di puncak Rinca kita mendapatkan spot bagus untuk mengabadikan panorama Pulau Komodo dari kejauhan.
BACA : TIPS BAGI TRAVELER YANG AKAN BERLIBUR KE KOMODO – FLORES